Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber
hasil aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Sampah
merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya,
dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya
produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut
berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep
lingkungan maka Sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
1.
Sampah organik
Sampah
Organik adalah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang
oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola
dengan prosedur yang benar.Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami
pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak
berbau (sering disebut dengan kompos). Kompos merupakan hasil pelapukan
bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput,
dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan
manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar
ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik
sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya
sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan
sisanya anorganik.
A.
Jenis-jenis sampah organik
Sampah
organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan.
Sampah organik sendiri dibagi
menjadi :
- Sampah organik basah
Istilah
sampah organik basah dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air yang cukup
tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran.
- Sampah organik kering
Sementara
bahan yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang
kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya kertas, kayu
atau ranting pohon, dan dedaunan kering.
B.
Dampak sampah organic
1.
Dampak terhadap Kesehatan
Potensi bahaya kesehatan yang dapat
ditimbulkan adalah sebagai berikut:
·
Penyakit
diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari
sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit
demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah
yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
·
Penyakit
jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
·
Penyakit
yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu
penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya
masuk ke dalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa
makanan/sampah.
·
Sampah beracun: Telah dilaporkan bahwa di
Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah
terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke
laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
2.
Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan rembesan sampah
yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme
termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini
mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis.
Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan
menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau
kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.
C.
Prinsip Pengolahan Sampah organik
Berikut adalah prinsip-prinsip yang
bisa diterapkan dalam pengolahan sampah.Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama
4R, yaitu:
1. Mengurangi
Sebisa mungkin meminimalisasi barang
atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material,
semakin banyak sampah yang dihasilkan.
2. Menggunakan kembali
Sebisa mungkin pilihlah
barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang
sekali pakai.
3. Mendaur ulang
Sebisa mungkin, barang-barang yang
sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang,
tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi dan industri rumah tangga
yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
4. Mengganti
Teliti barang yang kita pakai
sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan
barang yang lebih tahan lama.
D.
Cara Mengolah Sampah Organik
Pengomposan sampah kota umumnya sama saja seperti
pengomposan bahan baku lainnya. Hanya yang patut dipikirkan adalah jumlah bahan
organik kering yang digunakan dalam pencampuran bahan baku proses pengomposan.
Pengomposan secara sederhana bisa dilakukan dengan beberapa cara sebagai
berikut.
- Pengomposan Menggunakan Drum Plastik
Pengomposan menggunakan drum plastik sangat cocok diterapkan
untuk mengolah sampah rumah tangga.
Bahan Dan Peralatan Yang Digunakan
1) Ember atau drum plastik yang telah
dimodifikasi (dibuat berlubang) dengan kapasitas minimum 100 kg.
2) Bioaktivator cair (metode aerob)
atau bioaktivator padat (metode anaerob).
3) Bahan baku sampah organik (hindari
daging, tulang, duri ikan, sisa makanan berlemak, susu, kotoran anjing, kucing,
dan babi).
Cara Membuat :
1) Cacah bahan baku hingga berukuran
2-5 cm.
2) Taburkan bioktivator OrgaDec 0,5% ke atas
bahan baku, aduk hingga tercampur rata.
3) Siram dengan air hingga diperoleh
kelembapan yang diinginkan (50-60%), langsung masukkan ke dalam drum plastik.
4) Inkubasi selama 1-2 minggu,
tergantung dari bahan bakunya.
5 5) Pada hari ketiga atau hari kedelapan
perlu dilakukan pengadukan atau pembalikkan secara manual agar aerasi di dalam
drum berlangsung baik.
ΓΌ Proses
Pembuatan Kompos Aktif Ekspres (24 jam)
Bahan:
1) Jerami kering, daun-daun kering,
sekam, serbuk gergaji, atau bahan organik apa saja yang dapat difermentasi (20
bagian).
2) Kompos yang sudah jadi (2 bagian).
3) Dedak 1 bagian.
4) Dectro disesuaikan dengan dosis (5
sendok makan).
5) Air disesuaikan dengan dosis (20
liter).
Cara Membuat :
1) Cacah atu giling bahan baku kompos
hingga agak halus, lalu campurkan dengan dedak dan kompos yang sudah jadi.
2) Larutkan Dectro ke dalam air.
3 3) Siramkan secara merata larutan
Dectro ke dalam campuran bahan baku sampai kadar airnya mencapai 45-50%.
4) Tumpuk campuran bahan baku tersebut
di atas ubin yang kering dengan ketinggian 30-35 cm, lalu tutup menggunakan
karung goni.
5) Pertahankan temperatur 40-600 C.
6) Setelah 24 jam, kompos aktif ekspres
selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.
2.
Sampah Anorganik
A. Pengertian Sampah Anorganik
Sampah anorganik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan
yang sulit terurai secara biologis sehingga penghancurannya membutuhkan waktu
yang sangat lama. Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui
seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan
ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat
anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian
lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini
pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik,
dan kaleng.
B.
Jenis-Jenis sampah anorganik
Contoh sampah dari sampah anorganik adalah: potongan-potongan / pelat-pelat dari logam, berbagai jenis batu-batuan, pecahan-pecahan gelas, tulang-belulang, kaleng bekas, botol bekas, bahkan kertas, dan lain-lain.
Contoh sampah dari sampah anorganik adalah: potongan-potongan / pelat-pelat dari logam, berbagai jenis batu-batuan, pecahan-pecahan gelas, tulang-belulang, kaleng bekas, botol bekas, bahkan kertas, dan lain-lain.
C.
Dampak Sampah Anorganik
a.Gangguan Kesehatan
a.Gangguan Kesehatan
1) Timbulan sampah dapat menjadi tempat
pembiakan lalat yang dapat mendorong enularan infeksi;
2) Timbulan sampah dapat menimbulkan
penyakit yang terkait dengan tikus;
b. Menurunnya kualitas lingkungan
c. Menurunnya
estetika lingkungan
d. Terhambatnya
pembangunan Negara
Dengan menurunnya kualitas dan estetika lingkungan,
mengakibatkan pengunjung atau wisatawan enggan untuk mengunjungi daerah wisata
tersebut karena merasa tidak nyaman, dan daerah wisata tersebut menjadi tidak
menarik untuk dikunjungi. Akibatnya jumlah kunjungan wisatawan menurun, yang berarti
devisa negara juga menurun.
D.
Cara mengolah sampah anorganik
Sampah anorganik tidak dapat terdegradasi secara alami.
Dengan kreativitas, sampah ini bisa didaur ulang untuk beragam kebutuhan. Ada
beberapa sampah yang bisa dimanfaatkan:
a. Sampah kertas
Sampah kertas bisa dikumpulkan menjadi satu bagian yang
dipisahkan dari sampah lainnya. Entah selanjutnya dibuang ke tempat sampah atau
dijual ke tukang loak, minimal kita sudah memudahkan langkah para pengelola
sampah untuk melakukan pengolahan tingkat lanjut. Kumpulan sampah kertas bisa
dibuat berbagai macam jenis kerajinan tangan, seperti topeng, patung, dan
kertas daur ulang. Nilai jual sampah kertas daur ulang jauh lebih tinggi dari
sekadar sampah kertas biasa. Kertas daur ulang bisa dijual ke pengrajin sebagai
bahan pembuat kerajinan tangan, atau Anda sendiri yang membuat karya seni yang
menghasilkan.
b. Sampah kaleng
Banyak sekali kemasan kaleng yang digunakan untuk
barang-barang keperluan sehari-hari. Sementara sumber daya tambang tidak dapat
diperbaharui, jika bisa pun butuh waktu ratusan bahkan ribuan tahun untuk
membentuknya. Suatu saat bahan tambang tersebut akan habis dieksplorasi. Oleh
karena itu, akan bijak jika kita ikut andil dalam gerakan menyukseskan daur
ulang. Kaleng baja 100% dapat didaur ulang karena siklus hidupnya tidak akan
pernah berakhir.
Membuat baja dari kaleng bekas hanya memerlukan 75% energi
yang digunakan untuk membuat baja dari bijih besi. Itu berarti, setiap kita
mendaur ulang 1 ton baja, akan dihemat 1.131 kg bijih besi, 633 kg batu bara,
dan 54 kg kapur.
Perlakuan kaleng bekas tergantung jenis kegunaan wadahnya.
Kaleng bekas wadah makanan memiliki tutup yang cenderung tajam, sebaiknya
bagian itu dimasukkan ke arah dalam, lalu digepengkan untuk menghemat ruang di
tempat sampah. Kaleng cat harus dibersihkan dari sisa-sisa catnya dengan kertas
koran dan biarkan kering, kemudian digepengkan. Kertas kaleng minyak goreng
juga begitu. Kaleng yang mengandung aerosol, seperti parfum dan cat semprot
harus ditangani hati-hati, jangan ditusuk atau digepengkan. Untuk kaleng drum
bisa dimanfaatkan sebagai tempat sampah atau pot.
c. Sampah botol
Botol beling memiliki nilai tinggi,
apalagi masih utuh. Jika sudah tidak utuh akan didaur ulang lagi bersama dengan
berbagai jenis kaca lainnya untuk dicetak menjadi botol baru. Harga sampah
botol bekas minuman lebih rendah karena bentuknya khusus sehingga pembelinya
terbatas perusahaan minuman itu. Botol kecap lebih mahal karena banyak produk
yang bisa dikemas dengan botol itu. Usaha botol bekas juga memberi peluang
kerja bagi ibu-ibu sebagai pencuci botol.
d. Sampah plastik
Saat ini sudah banyak kerajinan yang
dibuat dengan bahan dasar sampah plastik seperti tas, dompet, cover meja, dan
tempat tisu.
e. Sampah B3 (limbah berbahaya dan beracun)
Limbah B3 ternyata bisa menghasilkan
uang. Cairan cuci cetak film (fixer), bisa menghasilkan perak murni. Memang
diperlukan pengetahuan proses kimia yang memadai karena melibatkan bahan-bahan
kimia yang berbahaya dan beracun.
f. Sampah kain
Sampah kain bisa digunakan untuk
cuci motor atau sebagai bahan baku kerajinan. Pakaian yang sudah tidak
terpakai, tapi masih layak pakai bisa disumbangkan kepada yang membutuhkan,
atau dijual dengan harga miring. Sisa kain atau kain perca juga dimanfaatkan
untuk banyak aplikasi bisa selimut, tutup dispenser, magic jar, dan lainnya.